DELTA SUNGSANG
SUNGAI LEMATANG
a) Ada sungai yang menuju ke laut atau danau
b) Lautnya dangkal
c) Gelombang atau arus laut yang ada sangat kecil
d) Tidak ada
gerakan tektonik yang menyebabkan penurunan dasar laut atau dana di tempat muara sungai tersebut
e) Arus pasang surut tidak kuat
f) Dari waktu ke
waktu material batuan yang diendapkan di laut atau danau cukup besar.
Delta
memperlihatkan banyak macamnya dalam bentuk dan lekuk. Pada puncak delta,
saluran sungai terbagi dalam beberapa cabang – cabang yang menyebar dan disebut
distribution yang melintang pada permukaan delta melepaskan endapan pada ujung
delta.
Beberapa
delta mempunyai kenampakan seperti kipas alluvial, tetapi berbeda – beda satu
sama lain, perbedan tersebut yaitu :
·
Pengendapan
pada delta disebabkan oleh pengurangan kecepatan aliran yang masuk ke dalam air
laut yang tetap (laut atau danau)
·
Perluasan
delta secara vertikal terbatas, air the
base level merupakan dari pertumbuhan ke atas.
·
Kemiringan
permukaan delta dapat diketahui lebih datar daripada besar kipas alluvial.
Sungai Lematang adalah tergolong
sungai yang cukup panjang yakni lebih dari 250 km panjangnya dan bermuara ke
Sungai Musi yang akhirnya mengalis sampai ke laut pantai timur Pulau Sumatera
tepatnya di Delta Sungsang, dengan koordinat 2°21'42"S 104°53'49"E.
Secara umum diketahui bahwa nilai rata-rata fraksi sedimen
di Sungai Lematang Delta Sungsang, berkisar 22.77 – 175.35 μm (berada pada kategori
lanau sedang hingga pasir halus), memiliki karakterisitik sedimen dasar dalam bentuk
lanau sedang dengan nilai rata-rata ukuran butir berkisar 20.53 μm – 25.48 μm.
Nilai kondisi pemilahan sedimen berkisar 0.7 – 1.46 phi unit, dengan kondisi
pemilahan dominan poorly dan moderately sorted. Berdasarkan nilai
kemencengan sedimen, maka butiran sedimen cenderung bervariasi dari butiran
halus hingga kasar dan didominasi oleh kondisi simetris dengan kisaran nilai - 0.29
– 0.33. Kondisi ini mengindikasikan terjadinya percampuran butiran yang kasar
dan halus pada lokasi.
Sedangkan biota yang hidup di Sungai Lematang yaitu mollusa,
annelida, makrobentos, ikan, dan plankton. Penelitian tentang kemelimpahan biota sungai relatif masih
jarang, termasuk di sungai-sungai kecil. Umumnya penelitian ini hanya berkaitan
dengan ikan dan
manfaat budidayanya. Penelitian biota air, baik berupa makrobentos, meiobentos,
ikan, plankton, epifauna dan motil-fauna dapat digunakan untuk mengetahui
adanya perubahan lingkungan akibat kegiatan manusia (antropogenik). Makrobentos
adalah salah satu indikator kualitas lingkungan akuatik yang dapat diandalkan.
Fauna ini hidup di dalam sedimen, bersentuhan langsung dengan tanah dan terkena air yang masuk melalui
pori-pori sedimen, sehingga tanggapan bentos terhadap lingkungannya merupakan
bentuk adaptasi yang telah berlangsung dalam jangka panjang. Mollusca umumnya hidup sebagai meiobentos di dalam
sedimen, meskipun ada pula yang hidup di permukaan batuan atau menempel pada
makrofita akuatik. Familia Annelida yang hidup sebagai bentos, hampir selalu
dalam bentuk meiobentos, yakni tertanam di dalam sedimen. Familia ini biasa ditemukan
di dataran rendah, dan seringkali melimpah di badan-badan air yang tercemar
secara fisik maupun kimia.
Berdasarkan hasil pengamatan mikroskopis yang telah
dilakukan oleh Effendi Parlindungan Sagala, komposisi plankton di perairan Sungai
Lematang 47 spesies plankton yang termasuk dalam 7 kategori takson (Cyanophyceae,
Chlorophyceae, Diatomae/ Bacillariophyceae, Flagellata, Rhizopoda, Ostracoda
dan Nematoda). meiobentos di dalam sedimen, meskipun ada pula yang hidup di
permukaan batuan atau menempel pada makrofita akuatik. Familia Annelida yang
hidup sebagai bentos, hampir selalu dalam bentuk meiobentos, yakni tertanam di
dalam sedimen. Familia ini biasa ditemukan di dataran rendah, dan
seringkali melimpah di badan-badan air yang tercemar secara fisik maupun kimia.
Kemampuan adaptasinya ini diberikan oleh sistem respirasi, reproduksi dan nutrisinya.
Di samping itu pada tempat-tempat yang tercemar, ikan sebagai predator utamanya
sering tidak dapat bertahan hidup, sehingga Annelida dapat berkembang biak dengan predasi
minimal.
Demikian pentingnya Sungai Lematang
tersebut, baik secara ekologis maupun sosial. Secara ekologis, sungai ini
memberikan sumbangan yang demikian besar untuk habitat berbagai kehidupan biota
akuatik baik ukuran mikrobiota maupun makrobiota. Secara sosial Sungai Lematang
memberikan banyak manfaat kepada berbagai pihak masyarakat mulai dari paling
hulu hingga sampai paling hilir sungai. Setiap hari ratusan mobil truk bahkan
damtruk mengangkut mengangkut material dari Sungai Lematang tersebut ke
berbagai wilayah di Sumatera Selatan termasuk ke Palembang. Pada kehidupan
mikrobiota, termasuk organisme plankton adalah sangat penting untuk menopang
kehidupan makrobiota terutama nekton. Organisme nekton, khususnya ikan-ikan
yang hidup dan berkembang biak dalam perairan Sungai Lematang memberikan
sumbangan yang demikian besar pada kehidupan sebagian masyarakat yang mencari
ikan sebagai nelayan di Sungai Lematang
mulai dari lokasi paling hulu sungai di daerah Pagaralam, Kabupaten Lahat
melalui tepi kota Lahat hingga Ke Kabupaten Muara.
Kondisi Sungai Lematang secara
umumnya ketika mengalir dari hulu sekitar daerah Pagaralam bila tidak ada
hujan, maka airnya cukup bening dan banyak nelayan yang mencari ikan. Namun
pada kondisi hujan apalagi hujan yang cukup lama pada musimnya, badan air
menjadi keruh dan bertambah dalam sekitar 2 meter hingga 6 meter bahkan lebih.
Ketika musim kemarau yang panjang debit air sungai menjadi semakin kecil dengan
kedalam sungai 3bagian terdalam sekitar 2 – 3 meter dan bagian tepi rata-rat
sekitar 0,5 meter. Pada kedalaman yang rendah pada musim kemarau semakin
kehilir kualitas air diduga akan semakin jelek. Keadaan Sungai Lematang pada
masa yang akan datang akan mendapat beban yang semakin bertambah berat karena
beban Sungai Lematang akan semakin berat karena aktivitas lain yang telah
menunggu waktu operasionalnya pada bebrapa tahun ke depan. Aktivitas lainnya
yang dimaksud adalah banyak tambang batubara yang sekarang ini sedang menunggu selesainya
pembuatan jalan tambang agar mereka beroperasi menambang. Lokasi tambang yang
baru tersebut mulai dari Kabupaten Lahat hingga ke Kabupaten Muara Enim yang
jumlahnya puluhan perusahaan tambang di masing-masing kabupaten.
DAFTAR PUSTAKA
Allen
JRL. 1985. Principles of Physical
sedimentology. Department of Geology, University of Reading. London: George
Allen and Unwin.
[CHL]Coastal
Hydraulic Laboratory 2002. Coastal
Engineering Manual, Part III. Washington DC: Department of the Army. U.S. Army
Corp of Engineers.
Dyer,
K.R., 1986. Coastal and Estuarine
Sediment Dynamics, John Wiley dan Sons Ltd, New York.
Effendi
Parlindungan Sagala, 2002, Indeks
Keanekaragaman dan Saprobik Plankton dalam menilai Kualitas Air Sungai
Lematang, di Desa Tanjung Muning, Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim,
Surakarta.
Faturahman,
A., dan Wahyu M., 1992, Prosedur
Pengerjaan Preparasi Contoh Untuk Berbagai Analisis, Pusat pengembangan Geologi
Kelautan, Bandung.
Komar,
P. D. 1976. Beach Processes and Sedimentation,
New Jersey: Geological Societyof London, Special Publication 139, p. 167– 176.
Winarno,
K., dan Okid, 2002, Pemantauan Kualitas Perairan
Rawa Jabung berdasarkan Keanekaragaman dan Kekayaan Komunitas Bentos,
Surakarta.